JAKARTA (BLOOMBERG) – Ibu kota Indonesia telah memperpanjang pembatasan virus selama dua minggu lagi mulai Senin (21 Desember) untuk mencegah lonjakan lebih lanjut dalam kasus virus corona selama musim liburan karena infeksi terus meningkat.
Jakarta, yang merupakan rumah bagi lebih dari 10 juta orang, akan menjaga batas kapasitas dan operasi untuk kantor, restoran, dan pusat perbelanjaan di bawah apa yang disebut fase transisi, menurut pernyataan dari pemerintah setempat.
Pekan lalu, ia juga melarang pertemuan publik dan mewajibkan tes antigen bagi mereka yang memasuki ibu kota selama musim liburan.
“Kami akan memantau mobilitas penduduk dan mengendalikannya agar tidak terjadi penularan, baik dari luar ke Jakarta maupun sebaliknya,” kata Gubernur Anies Baswedan.
“Perlu bagi kita, khususnya keluarga di Jakarta untuk menahan diri dari melakukan aktivitas liburan di luar rumah, terutama di luar Jakarta.”
Peringatan itu muncul ketika kasus Covid-19 baru-baru ini telah dilacak ke orang-orang dengan riwayat perjalanan, mungkin sekitar pemilihan lokal yang diadakan pada 9 Desember, menurut pernyataan Senin.
Keluarga mendominasi klaster infeksi Jakarta, dengan lebih dari 3.800 selama minggu 7-13 Desember, sementara klaster perkantoran berjumlah lebih dari 300, kata pernyataan itu.
Jakarta adalah pusat wabah di Indonesia, dengan 163.111 kasus pada hari Minggu, naik 13,3 persen selama dua minggu terakhir.
Tempat tidur isolasi ibukota berada pada kapasitas 85 persen, sementara kamar di unit perawatan intensif 80 persen penuh.
Pemerintah daerah berencana untuk menambah lebih dari 7.000 tempat tidur dan 1.000 kamar ICU, serta meningkatkan tenaga kesehatannya untuk memerangi lonjakan virus.